Selasa, 09 April 2013

Naturalisme


A.    Pengertian Naturalisme
Naturalisme mempunyai beberapa pengertian, yaitu :
 Dari segi bahasa, Naturalisme berasal dari 2 kata, yakni
ü  Natural               : Alami
ü  Isme                   : Paham
Sehingga, aliran naturalisme dapat juga disebut sebagai Paham Alami. Maksudnya, bahwa setiap manusa yang terlahir ke Bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan atau pembawaan yang baik, dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk. B.     Pendapat Para Ahli tentang Aliran Naturalisme
Pendapat para ahli tentang Aliran Naturalisme, yaitu ;
ü  J.J Rosseau (Prancis, 1712-1778)
Dengan aliran naturalismenya, ia berpedapat dalam bukunya Emile: bahwa “Semua adalah baik pada waktu baru datang dari tangan sang pencipta, tetapi semua menjadi buruk di tangan manusia. 

ü  Schopenhauer (Jerman, 1788-1860)
Berpendapat bahwa, “semua anak yang lahir mempunyai pembawaan yang baik, tidak ada seorang pun yang lahir dengan pembawaan buruk.”
Aliran ini disebut juga aliran negativisme, karena pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik dengan sendirinya atau diserahkan kembali kelingkungannya (alam). Dengan kata lain, anak tidak memerlukan pendidikan tetapi yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik terhadap anak didiknya adalah menyerahkannya ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak melalui proses kegiatan pendidikan itu.

C.     Jenis-Jenis Aliran yang Berperan pada Perkembangan Anak
Anak merupakan obyek utama dari pendidikan dan di dalam anak mempunyai pembawaan yang disebut bakat. Adapun aliran yang berpendapat bahwa pembawaan itu berperan pada perkembangan sebagai berikut;
1.      Aliran Nativisme
Perkembangan seorang anak ditentukan oleh pembawaannya.
2.      Aliran Naturalisme (JJ Rousseu)
Anak itu lahir sesuai dengan alamnya sendiri.
3.      Aliran Predestinasi/Predeterminasi
Perkembangan anak ditentukan oleh nasibnya.
Sedangkan aliran tentang lingkungan berperan pada perkembangan adalah sebagai berikut;
1.      Teori Tabularasa (John Lock)
“Anak dilahirkan dalam keadaan bersih, tidak ada pembawaan apa-apa seperti sehelai kertas yang masih kosong.”
2.      Emanual Kant
“Manusia tidak lain adalah hasil dari pendidikan, oleh karena itu berarti bahwa pendidikan sanggup membuat yang bagaimana saja.”

D.    Hubungan dan Pengaruh Aliran Naturalisme terhadap Perkembangan Anak
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rosseaou bahwa, “anak perlu dijauhkan dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak lahir itu dapat berkembang secara spontan dan bebas. Dan, Rosseaou juga mengusulkan adanya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaan, kemampuan, dan kecenderungannya. Menurutnya, pendidikan harus dijauhkan dari perkembangan anak-anak karena dapat menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat dan membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala hal yang baik yang telah diberikan oleh tangan sang pencipta di atas.
Jadi, pada intinya paham naturalisme ingin menjauhkan anak didik dari segala keburukan yang ada di sekitarnya. Dan membiarkan kebaikan yang telah tertanam dalam diri setiap anak didik tumbuh dan berkembang secara alamiah.
Dengan demikian, segala pembawaan, kemampuan dan kecenderungan anak didik dapat berkembang dengan bebas dan hebat. Karena setiap anak memiliki potensi yang unggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang di masa yang akan datang.
Meskipun demikian, menurut Rosseau proses dan kegiatan pendidikan dapat diberlakukan pada anak didik. Namun harus diperhatikan bahwa pendekatan naturalistik untuk pendidikan harus memenuhi sifat anak, maksudnya adalah bahwa pendidikan harus beradaptasi dengan perkembangan kepribadian anak. Menurutnya untuk memanggil atau meningkatkan pendidikan anak haruslah menghormati kepribadian anak. Karena setiap anak memiliki kualitas khusus sendiri yang menentukan temperamen, kemampuan dan berkarakter temperamen atau harus diubah dan pembatasan, atau harus dikembangkan dan ditingkatkan.
Di samping itu, Rosseau menyalahkan pendidikan. Menurutnya, anak-anak seperti diberlakukan dan dipaksa menjadi seseorang yang dewasa. Seharusnya, anak-anak menilai dan mempertimbangkan sendiri, mencari dan mengolah sendiri, bahkan melakukan semuanya sendiri.
Selanjutnya, menurut Rosseau pendidikan harus mengikuti usia anak berdasarkan karakteristiknya. Dengan demikian, dalam periode yang berbeda tingkat focus anak terhadap pendidikan berbeda sesuai dengan usia dan kepribadiannya.  Sehingga bagi anak didik sangat mudah di adaptasi ke dalam kepribadiannya.
Adapun aspek perkembangan anak sejak ia dibentuk hingga mencapai kedewasaan diantaranya; perkembangan motorik, ingatan, pengamatan dan inovasi, perkembangan berpikir dan kepribadian serta kedewasaan. Dan dalam suatu pendidikan terdapat pula suatu lingkungan yang biasa kita sebut “Tri Pusat Pendidikan”, yaitu;
·           Lingkungan keluarga     : merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluargalah seorang anak pertama-tama mendapatkan pendidikan.
·           Lingkungan sekolah      : merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga dan merupakan lanjutan pendidikan dalam keluarga serta merupakan jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan keluarga dan masyarakat.
·              Lingkungan masyarakat            : apabila anak tidak di bawah pengawasan orang tua dan anggota keluarga serta tidak di bawah pengawasan guru dan petugas sekolah yang lain. Lingkungan ini tidak berperan dalam mendidik hanya memberi pengaruh baik pengaruh positif maupun pengaruh yang negatif.

E.     Perbandingan antara Aliran Naturalisme dengan Realitas yang Terjadi Dewasa Ini
Secara realitas yang terjadi dewasa ini, yang terjadi di lingkungan nyata sangatlah bertolak belakang dengan paham naturalisme. Proses dan kegiatan pendidikan serta tenaga pendidik tak ubahnya berperan sebagai mediator dan fasilitator utama bagi anak untuk bisa berkembang dan maju pesat, mengasah potensi yang ada dalam diri anak menuju kualitas yang terbaik. Meskipun pada dasarnya anak sendirilah yang berperan penting bagi kemajuan dirinya, yang bekerja aktif untuk  menyongsong bakat yang ada dalam dirinya. Pendidik hanyalah bertugas mengarahkan anak didik sesuai bakat dan potensi yang dipancarkan dari dalam dirinya. Dan sebagai sumber  motivator sekaligus  inspirator  bagi anak untuk  mengembangkan kepribadiannya secara  logis.

F.      Perbedaan Pandangan yang Diadakan dalam Naturalisme Mengenai Umum dari Alam
Sebagai sistem proses alam, alam memiliki tingkat keteraturan yang membuatnya dapat dimengerti, tetapi tidak dapat dijelaskan secara keseluruhan. Juga bisa sebagai nilai moral yang mengekspresikan keseluruhan, nilai-nilai moral, bagaimanapun, mungkin muncul dalam hubungan antara manusia sebagai salah satu bagian dari alam dan sisanya dari alam sebagai bagian dari alam, manusia tunduk pada proses alami yang sah, intelijen muncul dari kehidupan aktif dari organisme dalam alam.
Perbedaan pandangan yang diadakan dalam naturalisme mengenai umum dari alam, yaitu ;
1.      Naturalisme Reduksionistik
Yang didominasi selama 17, 18, dan 19 abad, menyatakan bahwa semua benda alam direduksi untuk objek yang ditandai dengan ilmu fisik nature. Alam merupakan sistem yang ditentukan, dan manusia sebagai bagian dari alam yang ditentukan.
2.      Naturalisme Kontemporer
Menyatakan bahwa, semua benda yang berpengalaman dan kualitas sama-sama nyata dalam alam. Sebagai bgian dari alam,manusia nyata spontanitas dan kebebasan. Metode ilmiah sebagai metode penyelidik alam adalah cara menangani setiap konten yang menyatakan dirinya di dalam alam.

G.    Naturalisme dalam Pendidikan Islam
Al-Qur’an berulang kali menyuruh bertafakur dan bertadabbur mengambil hikmah dari penciptaan makhluk-makhluk yang ada di jagad raya (universe) ini. Melalui tafakur dan tadabur terhadap ciptaan Tuhan di jagad raya, manusia akan mengenal tempatnya dengan baik di antara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan. Pengenalan terhadap posisi manusia di antara makhluk-makhluk-Nya ini yang oleh Muhammad Fadil al-Jamali dimasukkan sebagai salah satu tujuan pendidikan dalam Islam.
Dalam perspektif Al-Qur’an, alam diciptakan untuk manusia dan salah satu misi diciptakannya manusia adalah untuk mengelolah dan memakmurkan alam dengan sebaik-baiknya. Tugas ini merupakan bagian dari bentuk pengabdian manusia sebagai khalifah kepada penciptanya. Agar dapat mengolah dan memakmurkan alam, manusia perlu mengalami proses pendidikan, di mana alam telah menyediakan beragam fasilitas untuk kepentingan pendidikan ini.
Apa saja yang disediakan alam dapat difungsikan sebagai materi ajar atau sumber belajar sekaligus sebagai media pembelajaran. Dalam surah Ali Imran (3)  ayat 190 – 191 Allah berfirman:
Artinya :
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan perbedaan malam dan siang merupakan tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau sedang berbaring dan memikirkan penciptaan langit dan bumi…” (Q.S. Ali Imran (3) : 190-191)
Langit, bumi, siang dan malam disebut sebagai tanda-tanda atau ayat-ayatNya. Begitu juga apa saja yang ada di alam merupakan tanda-tanda akan kekuasaan dan adanya Allah. Untuk mengenal Allah sebagai pemilik alam, jalan yang paling dekat adalah dengan mempelajari tanda-tanda Allah di alam tersebut.
Syekh Makarim al-Syirazi dalam tafsir al-Amtsal ketika menafsirkan kalimat rabbul ‘alamin mengatakan bahwa rububiyatullah thariqun li ma’rifatillah. Salah satu jalan untuk mengenal Allah adalah dengan memperhatikan (mempelajari) bagaimana Allah menciptakan dan memelihara alam semesta. Allah mendidik manusia agar mempelajari bagaimana Allah menciptakan dan memelihara makhluk-makhlukNya yang bertebaran di jagat raya ini.
Studi terhadap makhluk-makhluk Allah di jagat raya (universe) ini telah terbukti mampu melahirkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang ada saat ini. Dalam konteks aliran filsafat pendidikan Naturalisme, pengenalan siswa secara langsung terhadap alam dengan berbagai bentuknya, akan melahirkan pemahaman yang jauh lebih baik terhadap obyek yang dipelajari dari pada membaca buku di dalam kelas.