A. Pengertian
Naturalisme
Naturalisme mempunyai beberapa pengertian, yaitu :
Dari segi bahasa, Naturalisme berasal dari 2 kata, yakni
ü Natural
: Alami
ü Isme
: Paham
Sehingga, aliran naturalisme dapat juga disebut sebagai
Paham Alami. Maksudnya, bahwa setiap manusa yang terlahir ke Bumi ini pada
dasarnya memiliki kecenderungan atau pembawaan yang baik, dan tak ada
seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk. B. Pendapat Para Ahli tentang Aliran Naturalisme
Pendapat para ahli tentang Aliran Naturalisme, yaitu ;
ü J.J
Rosseau (Prancis, 1712-1778)
Dengan aliran naturalismenya, ia berpedapat dalam
bukunya Emile: bahwa “Semua adalah baik pada waktu baru datang dari tangan sang
pencipta, tetapi semua menjadi buruk di tangan manusia.
ü Schopenhauer
(Jerman, 1788-1860)
Berpendapat bahwa, “semua anak yang lahir mempunyai
pembawaan yang baik, tidak ada seorang pun yang lahir dengan pembawaan buruk.”
Aliran ini disebut juga aliran negativisme, karena
pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik dengan sendirinya atau
diserahkan kembali kelingkungannya (alam). Dengan kata lain, anak tidak
memerlukan pendidikan tetapi yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik
terhadap anak didiknya adalah menyerahkannya ke alam, agar pembawaan yang baik
itu tidak menjadi rusak melalui proses kegiatan pendidikan itu.
C. Jenis-Jenis
Aliran yang Berperan pada Perkembangan Anak
Anak merupakan obyek utama dari pendidikan dan di dalam
anak mempunyai pembawaan yang disebut bakat. Adapun aliran yang berpendapat
bahwa pembawaan itu berperan pada perkembangan sebagai berikut;
1. Aliran
Nativisme
Perkembangan seorang anak ditentukan oleh pembawaannya.
2. Aliran
Naturalisme (JJ Rousseu)
Anak itu lahir sesuai dengan alamnya sendiri.
3. Aliran
Predestinasi/Predeterminasi
Perkembangan anak ditentukan oleh nasibnya.
Sedangkan aliran tentang lingkungan berperan pada perkembangan
adalah sebagai berikut;
1. Teori
Tabularasa (John Lock)
“Anak dilahirkan dalam keadaan bersih, tidak ada pembawaan apa-apa
seperti sehelai kertas yang masih kosong.”
2. Emanual
Kant
“Manusia tidak lain adalah hasil dari pendidikan, oleh karena itu
berarti bahwa pendidikan sanggup membuat yang bagaimana saja.”
D. Hubungan dan
Pengaruh Aliran Naturalisme terhadap Perkembangan Anak
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rosseaou bahwa, “anak
perlu dijauhkan dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat
sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak lahir itu dapat
berkembang secara spontan dan bebas. Dan, Rosseaou juga mengusulkan adanya
permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaan, kemampuan, dan
kecenderungannya. Menurutnya, pendidikan harus dijauhkan dari perkembangan
anak-anak karena dapat menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat
dibuat-buat dan membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala hal
yang baik yang telah diberikan oleh tangan sang pencipta di atas.
Jadi, pada intinya paham naturalisme ingin menjauhkan
anak didik dari segala keburukan yang ada di sekitarnya. Dan membiarkan kebaikan
yang telah tertanam dalam diri setiap anak didik tumbuh dan berkembang secara
alamiah.
Dengan demikian, segala pembawaan, kemampuan dan
kecenderungan anak didik dapat berkembang dengan bebas dan hebat. Karena setiap
anak memiliki potensi yang unggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang
di masa yang akan datang.
Meskipun demikian, menurut Rosseau proses dan kegiatan
pendidikan dapat diberlakukan pada anak didik. Namun harus diperhatikan bahwa
pendekatan naturalistik untuk pendidikan harus memenuhi sifat anak, maksudnya
adalah bahwa pendidikan harus beradaptasi dengan perkembangan kepribadian anak.
Menurutnya untuk memanggil atau meningkatkan pendidikan anak haruslah
menghormati kepribadian anak. Karena setiap anak memiliki kualitas khusus sendiri
yang menentukan temperamen, kemampuan dan berkarakter temperamen atau harus
diubah dan pembatasan, atau harus dikembangkan dan ditingkatkan.
Di samping itu, Rosseau menyalahkan pendidikan.
Menurutnya, anak-anak seperti diberlakukan dan dipaksa menjadi seseorang yang
dewasa. Seharusnya, anak-anak menilai dan mempertimbangkan sendiri, mencari dan
mengolah sendiri, bahkan melakukan semuanya sendiri.
Selanjutnya, menurut Rosseau pendidikan harus mengikuti
usia anak berdasarkan karakteristiknya. Dengan demikian, dalam periode yang
berbeda tingkat focus anak terhadap pendidikan berbeda sesuai dengan usia dan
kepribadiannya. Sehingga bagi anak didik sangat mudah di adaptasi ke
dalam kepribadiannya.
Adapun aspek perkembangan anak sejak ia dibentuk hingga
mencapai kedewasaan diantaranya; perkembangan motorik, ingatan, pengamatan dan
inovasi, perkembangan berpikir dan kepribadian serta kedewasaan. Dan dalam
suatu pendidikan terdapat pula suatu lingkungan yang biasa kita sebut “Tri
Pusat Pendidikan”, yaitu;
·
Lingkungan keluarga : merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluargalah seorang anak
pertama-tama mendapatkan pendidikan.
·
Lingkungan sekolah : merupakan
bagian dari pendidikan dalam keluarga dan merupakan lanjutan pendidikan dalam
keluarga serta merupakan jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan
keluarga dan masyarakat.
· Lingkungan
masyarakat :
apabila anak tidak di bawah pengawasan orang tua dan anggota keluarga serta
tidak di bawah pengawasan guru dan petugas sekolah yang lain. Lingkungan ini
tidak berperan dalam mendidik hanya memberi pengaruh baik pengaruh positif
maupun pengaruh yang negatif.
Secara realitas yang terjadi dewasa ini, yang terjadi di
lingkungan nyata sangatlah bertolak belakang dengan paham naturalisme. Proses
dan kegiatan pendidikan serta tenaga pendidik tak ubahnya berperan sebagai
mediator dan fasilitator utama bagi anak untuk bisa berkembang dan maju pesat,
mengasah potensi yang ada dalam diri anak menuju kualitas yang terbaik.
Meskipun pada dasarnya anak sendirilah yang berperan penting bagi kemajuan
dirinya, yang bekerja aktif untuk menyongsong bakat yang ada dalam
dirinya. Pendidik hanyalah bertugas mengarahkan anak didik sesuai bakat dan
potensi yang dipancarkan dari dalam dirinya. Dan sebagai sumber motivator
sekaligus inspirator bagi anak untuk mengembangkan
kepribadiannya secara logis.
F. Perbedaan
Pandangan yang Diadakan dalam Naturalisme Mengenai Umum dari Alam
Sebagai sistem proses alam, alam memiliki tingkat
keteraturan yang membuatnya dapat dimengerti, tetapi tidak dapat dijelaskan
secara keseluruhan. Juga bisa sebagai nilai moral yang mengekspresikan
keseluruhan, nilai-nilai moral, bagaimanapun, mungkin muncul dalam hubungan
antara manusia sebagai salah satu bagian dari alam dan sisanya dari alam
sebagai bagian dari alam, manusia tunduk pada proses alami yang sah, intelijen
muncul dari kehidupan aktif dari organisme dalam alam.
Perbedaan pandangan yang diadakan dalam naturalisme
mengenai umum dari alam, yaitu ;
1. Naturalisme
Reduksionistik
Yang didominasi selama 17, 18, dan 19 abad, menyatakan bahwa semua
benda alam direduksi untuk objek yang ditandai dengan ilmu fisik nature. Alam
merupakan sistem yang ditentukan, dan manusia sebagai bagian dari alam yang
ditentukan.
2. Naturalisme
Kontemporer
Menyatakan bahwa, semua benda yang berpengalaman dan kualitas
sama-sama nyata dalam alam. Sebagai bgian dari alam,manusia nyata spontanitas
dan kebebasan. Metode ilmiah sebagai metode penyelidik alam adalah cara
menangani setiap konten yang menyatakan dirinya di dalam alam.
G. Naturalisme dalam
Pendidikan Islam
Al-Qur’an berulang kali menyuruh bertafakur dan bertadabbur
mengambil hikmah dari penciptaan makhluk-makhluk yang ada di jagad raya (universe)
ini. Melalui tafakur dan tadabur terhadap ciptaan Tuhan di jagad
raya, manusia akan mengenal tempatnya dengan baik di antara makhluk-makhluk
ciptaan Tuhan. Pengenalan terhadap posisi manusia di antara makhluk-makhluk-Nya
ini yang oleh Muhammad Fadil al-Jamali dimasukkan sebagai salah satu tujuan
pendidikan dalam Islam.
Dalam perspektif Al-Qur’an, alam diciptakan untuk
manusia dan salah satu misi diciptakannya manusia adalah untuk mengelolah dan
memakmurkan alam dengan sebaik-baiknya. Tugas ini merupakan bagian dari bentuk
pengabdian manusia sebagai khalifah kepada penciptanya. Agar dapat mengolah dan
memakmurkan alam, manusia perlu mengalami proses pendidikan, di mana alam telah
menyediakan beragam fasilitas untuk kepentingan pendidikan ini.
Apa saja yang disediakan alam dapat difungsikan sebagai
materi ajar atau sumber belajar sekaligus sebagai media pembelajaran. Dalam
surah Ali Imran (3) ayat 190 – 191 Allah berfirman:
Artinya :
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan
perbedaan malam dan siang merupakan tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau sedang
berbaring dan memikirkan penciptaan langit dan bumi…” (Q.S. Ali Imran (3) : 190-191)
Langit, bumi, siang dan malam disebut sebagai
tanda-tanda atau ayat-ayatNya. Begitu juga apa saja yang ada di alam merupakan
tanda-tanda akan kekuasaan dan adanya Allah. Untuk mengenal Allah sebagai
pemilik alam, jalan yang paling dekat adalah dengan mempelajari tanda-tanda
Allah di alam tersebut.
Syekh Makarim al-Syirazi dalam tafsir al-Amtsal
ketika menafsirkan kalimat rabbul ‘alamin mengatakan bahwa rububiyatullah
thariqun li ma’rifatillah. Salah satu jalan untuk mengenal Allah adalah
dengan memperhatikan (mempelajari) bagaimana Allah menciptakan dan memelihara
alam semesta. Allah mendidik manusia agar mempelajari bagaimana Allah
menciptakan dan memelihara makhluk-makhlukNya yang bertebaran di jagat raya
ini.
Studi terhadap makhluk-makhluk Allah di jagat raya (universe)
ini telah terbukti mampu melahirkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang ada
saat ini. Dalam konteks aliran filsafat pendidikan Naturalisme, pengenalan
siswa secara langsung terhadap alam dengan berbagai bentuknya, akan melahirkan
pemahaman yang jauh lebih baik terhadap obyek yang dipelajari dari pada membaca
buku di dalam kelas.